Breaking News

Hujan Meteor Orionid di Langit Bumi, Bintang Jatuh


Hujan Meteor Orionid merupakan salah satu fenomena alam semesta  yang berasal dari puing-pung Komet 1P atau lebih dikenal dengan sebutan Komet Haley. Komet tersebut mengorbit terlalu dekat dengan matahari sehingga menghasilkan puing-puing kompilasi yang bervariasi dan berbeda dengan komet lainnya. 

Pada tahun 1986, telah terjadi hujan Meteor Orionid dengan skala besar. Saat itu sejumlah komet yang berasal dari sistem tata surya meluncur masuk menuju ke atmosfer, bahkan beberapa diantaranya jatuh dan sampai ke permukaan bumi. Kejadian tersebut seperti hujan bintang yang terjadi di langit-langit bumi. Sebuah fenomena alam yang begitu menakjubkan dan termasuk peristiwa langka yang jarang sekali terjadi di kehidupan nyata.


Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa kandungan material sebuah meteor sangat berbeda dengan beberapa jenis bebatuan yang ada di bumi, seperti logam besi, nikel atau bahan penyusun bebatuan (silikat dan karbon). Ketika meteor ini sampai di bumi maka akan menyala dan menimbulkan bola api, seperti bintang berekor. Hal ini dikarenakan saat memasuki area bumi telah terjadi gesekan dengan lapisan atmosfer,  salah satunya adalah lapisan mesosfer.


Para pakar astronomi mengatakan, “bahwa komet merupakan benda langit yang berserakan dan mengorbit dekat dengan matahari. Istilah lainnya adalah bintang berekor dengan  orbit atau lintasan yang membentuk elips, lebih lonjong dan panjang orbit planet mengitari matahari. Komet ini terbentuk dari kumpulan debu dan gas yang membeku di sistem tata surya (Galaksi Bima Sakti).”

Menurut para ahli, ketika bumi melewati puing-puing Komet 1P atau Komet Haley, sisa-sisa dari komet tersebut akan bertabrakan dengan  atmosfer bumi dan kemudian terbakar. Ketika di lihat dari permukaan bumi, seolah-olah komet tersebut seperti bintang berekor atau bola api yang terbang dan meluncur di langit-langit bumi. Bahkan beberapa orang menyebutnya dengan istilah bintang jatuh. 


Herrick, seorang ilmuwan USA E.C. pertama kali menemukan hujan Meteor Orionid sekitar tahun 1839. Saat itu dirinya tengah membuat pernyataan mengenai aktivitas  hujan meteor yang kemungkinan akan terjadi pada tanggal 8-15 Oktober. Namun pernyataan yang sama kembali ia lontarkan pada tahun 1940, tepatnya saat ia berkomentar, “jika waktu yang tepat dari hujan meteor dengan frekuensi yang besar di bulan Oktober masih belum ada, tetapi masih diperlukan untuk kegiatan yang dapat ditemukan antara tanggal 8-25 Oktober.”

Pengamatan pertama mengenai hujan Meteor Orionid yang dilakukan secara langsung terjadi pada tanggal 18 Oktober 1864 yang dilakukan oleh A. S. Herschel, ketika itu 14 meteor telah ditemukan dan terlihat dengan jelas berasal dari Rasi Bintang Orion.


Pada tanggal 20 Oktober tahun 1865, Herschel melontarkan pernyataan, “bahwa hujan meteor memang berasal dari Rasi Bintang Orion. Hujan meteor bisa terjadi karena dalam orbitnya dekat dengan matahari. Planet bumi kita bergerak melintasi bekas orbit suatu komet. Dimana disana ada banyak puing-puing partikel yang ditinggalkan dengan komet saat menguap dalam proses terkait matahari. Partikel tersebut terdiri atas batu dan debu.”

Dari penjelasan tersebut, kemungkinan kasus Orionid atau hujan meteor berasal dari beberapa partikel yang telah ditinggalkan oleh komet 1P atau Komet Haley. Sebuah komet yang keberadaan dan aktivitasnya selalu diamati setiap 75 tahun sekali, serta sangat terkenal dan fenomenal di kalangan para ahli astronomi.


Berdasarkan catatan sejarah, terakhir kali Komet Haley meluncur  menuju ke bumi terjadi pada tahun 1986 dan di prediksi akan kembali mengunjungi bumi sekitar tahun 2061. Saat itu Komet 1P atau Komet Haley akan masuk ke atmosfer bumi sebagai sebuah meteor.

Jika hal tersebut benar-benar tejadi, maka fenomena hujan Meteor Orionid akan kembali menghiasi langit-langit bumi. Sebuah peristiwa yang dikenal oleh penduduk bumi dengan sebutan bintang jatuh atau bintang berekor.

Tidak ada komentar