Breaking News

Kota Kuno dan Reruntuhan Piramida Ditemukan di Dasar Laut Kuba


Sebuah kota kuno dan reruntuhan piramida ditemukan di dasar laut pada kedalaman antara 600 meter - 750 meter. Letaknya dilepas pantai Guanahacabibes Pinar Del Rio, di sebelah barat Pulau Kuba.  Situs arkeologi ini diperkirakan telah berusia 6000 tahun (1.500 tahun sebelum piramida pertama di Giza, Mesir) dengan luas sekitar 2 kilometer persegi. 

Beberapa struktur bebatuan yang diduga merupakan kontruksi  dari sisa-sisa peradaban kuno telah ditemukan oleh peneliti dan tim arkeolog. Kontruksi peradaban kuno tersebut diperkirakan berasal dari periode ribuan tahun silam, sekitar tahun 4000-6000 SM. 

Paulus Zalitzki, seorang Insinyur kelautan dan tim ahli dari Kanada mengatakan, “Bahwa selama musim panas , mereka mendokumentasikan puing-puing dari ‘kota yang hilang’ di bawah permukaan laut dilepas pantai Guanahacabibes, di sebelah barat Pulau Kuba.”

“Ini adalah sebuah sruktur yang mengagumkan, yang kemungkinan merupakan suatu pusat kota yang besar,”  kata  Paulina Zalitzki, Insinyur kelautan Kanada dari perusahaan komunikasi digital (ADC).

 

Sruktur misterius tersebut kemungkinan besar merupakan sebuah pagar (tembok) yang berasal dari masa lampau, sekitar 6000 tahun yang lalu (1.500 tahun sebelum piramida pertama di Giza, Mesir).

Para peneliti dari ADC kemudian melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan peralatan sonar. Tujuan penelitian tersebut untuk mengidentifikasi sebuah objek yang ditemukan di dasar laut pada kedalaman 650 meter. 

Ketika di teliti, ternyata objek tersebut merupakan sebuah bebatuan yang tersusun secara simetris serta menyerupai sebuah kota kuno yang dilapisi oleh pasir, seperti bangunan piramida di Mesir. 

Objek tersebut dapat terlihat dengan jelas oleh peralatan sonar, seperti sebuah bangunan yang simetris dan geometris, bahkan struktur bebatuan menyerupai komplek perkotaan kuno. 

“Struktur-struktur tersebut terlihat seperti piramida, bekas jalan dan bangunan,” Kata Paulina Zalitzki


Pada bulan Juli, para peneliti dari tim ADC dan beberapa ahli dari Akademi Ilmu Pengetahuan Kuba, melakukan penyelaman dan penelitian dengan menggunakan kapal laut bernama Ulises serta mengirimkan robot  kapal selam yang dikendalikan oleh remote control untuk mendokumentasikan beberapa bagian dari area seluas 20 meter persegi. Para ahli menduga, bahwa di area tersebut masih menyimpan situs arkeologi lainnya.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan, bahwa di area itu terdapat beberapa blok-blok besar yang berasal dari granit berbentuk seperti formasi melingkar dan tegak lurus. Panjang sebagian blok-blok tersebut sekitar 2-5 meter. Blok-blok tersebut ada yang dilapisi oleh sedimen dan pasir putih, serta sebagiannya tidak dilapisi oleh apapun.


Paulina Zalitzky mengatakan, “Ada banyak teori baru tentang pergerakan daratan dan kolonisasi, serta apa yang kita lihat disini menyajikan banyak informasi-informasi baru yang menarik.”

Menurut para peneliti, pada masa lampau ‘Kuba kuno’ kemungkinan besar pernah terhubung dengan Semenanjung Yucatan oleh garis daratan. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika dahulu kala, Kuba kuno dan Semenanjung Yucatan merupakan satu daratan (satu pulau pada zaman es). Hal ini didasarkan pada beberapa bukti dan penemuan yang telah berhasil di dapat serta ditemukan oleh para ahli.

Berdasarkan beberapa bukti yang berhasil ditemukan, sekali lagi sebuah kebudayaan prasejarah di masa lampau dapat di kuak dan di teliti secara lebih jauh. Bahkan mampu membangkitkan minat para peneliti dan arkeolog dari seluruh dunia untuk ikut serta dalam penelitian tersebut.

Tidak ada komentar