Breaking News

Reruntuhan Istana dan Kuil Nabi Yunus as


Tujuh prasasti, sejumlah artefak, dan beberapa patung berusia sekitar 2.700 tahun yang diduga sebagai peninggalan raja Assyria, bernama Esarhaddon dari kota kuno Babel dan Esagil telah ditemukan di sebuah bukit di Mosul timur, Irak. Prasasti, patung, dan beberapa artefak ini kemungkinan berasal dari reruntuhan kuil Nabi Yunus as, yang di masa lalu merupakan sebuah istana megah.

Salah satu tulisan yang terdapat di Prasasti itu menyatakan, “Istana Esarhaddon, raja yang kuat, raja dunia, raja Asyur, gubernur Babel, raja Sumeria dan Akkad, raja dari semua raja di Mesir bagian bawah, Mesir bagian atas dan Kush (kerajaan kuno yang terletak di sebelah selatan Mesir di Nubia).”

Saat ditemukan, prasasti tersebut berbentuk Dewa dengan kepala manusia dan bertubuh seekor singa atau banteng.

Di Prasasti lain yang ditemukan di reruntuhan istana dan Kuil Nabi Yunus as juga terdapat sebuah tulisan, terjemahannya seperti ini, “Istana Asyurbanipal, raja agung, raja perkasa, raja dunia, raja Asyur, anak Esarhaddon, raja asyur, keturunan Sanherib, raja Asyur. Esarhaddon merekonstruksi kuil dewa Assur, membangun kembali kota-kota kuno Babel dan Esagil, dan memperbarui patung-patung dewa-dewa besar.”

Reruntuhan istana atau kuil Nabi Yunus as ini diperkirakan terkubur di kedalaman tanah sejak ribuan tahun yang lalu. Hal itu berdasarkan keterangan yang didapat dari naskah-naskah kuno Assyria yang menyebutkan bahwa istana kuno itu berasal dari era raja Esarhaddon. 

Naskah kuno itu juga menyebutkan, bahwa Esarhaddon merupakan anak dari Sanherib (memerintah pada tahun 704-681 SM) dan keturunan Saragon II (memerintah pada tahun 721-681 SM) yang mengaku bahwa dirinya sebagai raja dunia. 

Ali Y. Al-Juboori, Direktur pusat studi Asyur dari Universitas Mosul Irak mengatakan, “Arkeolog di wilayah Kudistan Irak utara telah menemukan sebuah kota kuno. Situs ini telah berdiri semenjak periode Neolitik, ketika pertanian pertama kali muncul di Timur Tengah, dan kota tersebut mencapai usia 3.300-2.900 tahun yang lalu. Bangunan yang ditunjukkan disini adalah struktur dalam negeri, dengan setidaknya 2 ruangan yang mungkin berusia agak terlambat di kehidupan kota, mungkin sekitar 2000 tahun yang lalu ketika kekaisaran Parthia menguasai daerah tersebut.”

Menurut para ahli, penemuan ini memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi dan begitu menakjubkan. Situs yang pernah dikuasai oleh imperium Assyria ini diprediksi telah beruisia ratusan abad, bahkan sebelum masuknya era Nasrani (Kristen) kemungkinan istana kuno ini telah berdiri. 

Faleh al-Shammari, Direktur purbakala di Ninevah Irak mengatakan, “pihak kepurbakalaan mengkhawatirkan keberadaan istana kuno di bawah makam Nabi Yunus as itu, tetapi (kekurangtahuan soal lokasi spesifik), mengakibatkan tempat ini tidak pernah di ekskavasi. ISIS, ternyata juga mengetahui hal ini, sehingga mereka menggali terowongan ke dalam situs kuburan itu pada skala besar-besaran, yang kemudian menyingkapkan penampakan-penampakan lain dan artefak-artefak baru. Namun ekskavasi ini tidak dilakukan secara ilmiah karena tujuan utama (ISIS) adalah merampok dan menghancurkan situs ini.”

Zuhair al-Jabali, kepala dewan kota Mosul Irak menyatakan, “pada Juli 2014, ISIS mencuri harta karun zaman Sargonic (1920 – 1881 SM) yang dikuburkan di bawah kuil  kuno Nabi Yunus as.”

Shammari juga menambahkan, “bahwa ruang yang mengelilingi dan berada di bawah kuil kuno itu mengandung situs-situs bersejarah dan artefak-artefak tak ternilai. Ekskavasi dan langkah pelestarian akan dimulai begitu situasi keamanan stabil dan anggaran akan dialokasikan untuk tujuan itu. Badan-badan yang kompeten saat ini telah membersihkan puing-puing.”

Sebuah teori yang berasal dari arkeolog terkenal Irak, Benham Abu al-Soof menyebutkan, bahwa reruntuhan benteng kota kuno Nineva dan istana raja Esarhaddon yang terkubur di bawah bukit dimana kuil Nabi Yunus as dibangun, kemungkinan merupakan suatu kebenaran dan fakta adanya. 

Penemuan itu juga menguatkan teori, bahwa reruntuhan kuil suci tersebut telah dijadikan tujuan utama bagi para penganut Agama Samawi atau Abrahamik (Agama yang diturunkan oleh Nabi Ibrahim as) seperti Agama Islam, Kristen, dan Yahudi. 

Dalam ajaran Agama Kristen (Nasrani), Nabi Yunus as dikenal sebagai Jonah, sedangkan Agama Yahudi menyebutnya sebagai Nabi Yunus atau Yonah. 

Kisah tentang Nabi Yunus as juga telah diabadikan di dalam Kitab Suci umat Islam (Al-Quran) , bahkan terdapat sebuah surat khusus yng mengisahkan tentang Nabi Yunus as.

Berdasarkan penemuan ini para arkeolog dapat mendokumentasikan, bahwa temuan ini dapat membantu dalam pemahaman kita mengenai sejarah kerajaan pertama di dunia, khususnya peninggalan-peninggalan kuno zaman Mesopotamia. 

Jaafar al-Talaafari, jurnalis dari Ninevah berkata, “bahwa warga kota Mosul menganggap kuil Nabi Yunus as lebih dari sekedar monumen keagamaan, karena situs ini adalah tujuan wisata yang berada di puncak sebuah bukit yang menatap kota Mosul. Saat di puncak buikit ini, orang dapat menikmati pemandangan yang mencakup seluruh kota Mosul.”

Dari sejumlah kuil yang ditemukan, mungkin yang paling terkenal adalah penemuan Kuil Shamash peninggalan Babylonia yang dibangun sekitar tahun 1792-1750 SM, dan kota kuno Borsippa (604-562 SM) yang kemudian diubah menjadi masjid dan monumen Islam untuk menandai tempat kelahiran Nabi Ibrahim as. 

Prasasti, patung, serta artefak yang ditemukan direruntuhan istana dan kuil juga telah menggambarkan sesuatu di masa lalu, salah satunya tentang raja Esarhaddon yang merupakan raja dunia di masa itu. Seorang raja yang diduga pernah membangun sejumlah kota kuno, seperti Babel dan Esagil selama masa pemerintahannya.

Tidak ada komentar