Breaking News

Black Hole, Lubang Hitam Dari Ruang Waktu


Mitos tentang keberadaan Black Hole cukup simpang siur. Salah satu mitos tersebut adalah bahwa Black Hole dianggap seperti monster yang akan menerkam semua benda yang mendekatinya dengan kekuatan gravitasi yang super hebat.

Sebenarnya, tarikan gravitasi di sekitar Black Hole pada jarak yang cukup jauh, namun efeknya sama dengan tarikan gravitasi oleh sebuah bintang yang massanya seukuran dengan Black Hole. Hanya saja, pada daerah yang sangat dekat dengan Black Hole, medan gravitasinya sangat kuat dan mampu meruntuhkan hukum-hukum Newton dalam mengungkap misteri dan fenomena di balik Black Hole.

Black Hole yang massanya setara dengan massa matahari, cahaya yang datang pada jarak 4,5 km terhadap pusat Black Hole akan terperangkap. Jarak sebuah bintang  akan semakin jauh dari kita setelah bintang tersebut melintasi Black Hole.

Bagi seseorang yang mampu menembus Black Hole, ia akan merasakan hal yang biasa-biasa saja, tiada sesuatu yang dirasakan spesial. Waktu mengalir secara normal seperti waktu yang kita rasakan di bumi ini. 

Namun bencana yang terasa berat adalah sapuan gelombang kidal. Saat orang tersebut berada di dekat horizon peristiwa  Black Hole, maka akan terjadi perubahan di dekat piring akresi (disk accretion). Medan gravitasi yang begitu kuat membuat lonceng arloji berdetak lebih lambat. Signal-signal yang dikirim dari Black Hole akan mencapai kita dengan peningkatan besar dan panjang gelombangnya yang di akibatkan oleh pergeseran merah secara gravitasional.

Pada saat kita mencapai horizon peristiwa, perjalanan waktu akan melambat dan berhenti, serta signal akan mengalami pergeseran merah dengan panjang gelombang tak terhingga. Semuanya menjadi berhenti dan seolah beku. 

Semua materi yang jatuh ke dalam Black Hole lenyap dan tampak seperti ditelan horizon peristiwa Black Hole, beku dalam ruang, dan terkurung dalam ketakberhinggaan waktu. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, maka Black Hole sering dikenal sebagai bintang beku (frozen star). 


Jika terdapat Black Hole yang sangat besar dengan massa ribuan bahkan jutaan kali massa matahari, maka ukuran horizon peristiwanya cukup kecil dalam dimensi astronomi, tetapi gaya-gaya pasang gravitasionalnya cukup besar.

Seandainya seseorang berhasil mencapai Black Hole dengan segala peristiwanya, maka tidak ada cara untuk lepas dari cengkeraman Black Hole. Sekali masuk kedalamnya, entah itu astronot, pesawat luar angkasa, bintang, benda, dan  segala materi lainnya akan selamanya tersembunyi dari semesta dan berada di luar semesta.

Bahkan menurut teori modern yang berkembang akhir-akhir ini, setelah masuk ke dalam Black Hole, kita akan berjalan mundur menuju pusat berupa titik dengan volume nol dan kerapatan tak terhingga, yang dikenal sebagai singularitas.

Namun demikian, banyak fisikawan yang meragukan keberadaan dari singularitas dengan kerapatan tak terhingga dapat eksis di dunia. Fisika baru yang berpijak pada mekanika kuantum membantu kita dalam memahami realitas yang terjadi pada materi dengan kerapatan yang luar biasa besarnya.

Secara umum, solusi yang diusulkan adalah bahwa Black Hole dapat runtuh dalam lubang cacing (worn hole) sebagai lubang putih (white hole) dalam semesta lain. Ide-ide ini seringkali dieksploitasi dalam literature popular, yang sekarang tampak menjadi sebuah abstraksi tanpa basis fisika yang mantap.

Studi teoritis akhir-akhir ini menunjukan bahwa teori relativitas umum tidak memberikan prediksi bahwa Black Hole tidak menyebar di setiap tempat sebagaimana white hole. Sebaliknya, bintang-bintang masif yang runtuh melalui horison peristiwa Black Hole tidak harus mencapai kerapatan yang luar biasa besarnya seperti yang telah dipahami oleh fisika kini.

Kita tidak pernah dapat mengetahui apa yang terjadi di horizon peristiwa, meskipun kita semua tahu bahwa tidak ada alasan mengapa Black Hole sendiri seharusnya tidak eksis.

Tidak ada komentar