Breaking News

Galaxy Andromeda Ternyata Lebih Muda Dari Bumi


Astronom telah menatap langit malam dan melihat Galaxy Andromeda sejak dari zaman kuno. Sebagai galaksi yang terdekat, para ilmuwan telah mampu untuk mengamati dan meneliti raksasa galaksi spiral ini selama ribuan tahun.

Galaxy Andromeda dikenal dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224. Galaksi ini merupakan sebuah galaksi spiral berjarak kira-kira 780 kiloparsec (2,5 juta tahun cahaya) dari planet bumi. Galaksi ini berada di luar Galaxy Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang pada malam yang cerah.


Sejak abad ke-20, astronom telah menyadari bahwa Galaxy Andromeda merupakan adik dari Galaxy Bima Sakti yang bergerak ke arah bumi selama 4,5 miliar tahun, bahkan tidak menutup kemungkinan akan bergabung dengan galaksi kita untuk membentuk sebuah supergalaxy.

Menurut penelitian terbaru yang dipimpin oleh tim astronom Perancis dan China, raksasa galaksi spiral ini terbentuk dari merger utama yang terjadi kurang dari 3 miliar tahun yang lalu. Ini berarti, Galaxy Andromeda yang kita tahu selama ini ternyata  lebih muda dari bumi. 

Sebuah studi tentang  paradigma terbentuknya Galaxy Andromeda dari merger utama pada 2-3 milyar tahun yang lalu, baru-baru ini muncul di bulanan pemberitahuan dari  Royal Astronomical Society. Tim ini dipimpin oleh Francois Palu dari Departemen Paris Observatory, beserta anggotanya dari Akademi Ilmu Pengetahuan China dan University of Strasbourg. 

Berdasarkan studi mereka yang didasarkan pada data yang dikumpulkan, ternyata hasil survey mencatat beberapa perbedaan antara Galaxy Andromeda dan Galaxy Bima Sakti. Dari studi yang  berlangsung antara 2006 dan 2014 menunjukan, bahwa Galaxy Andromeda memiiki kekayaan bintang-bintang muda (kurang dari 2 miliar tahun) yang telah bergerak acak dalam skala besar. Hal ini berbeda dengan bintang-bintang di Galaxy Bima Sakti, yang tunduk hanya pada rotasi/orbit.

Selain itu, pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan teleskop oleh Perancis dan Kanada antara tahun 2008 dan 2014 di kepulauan Hawai menunjukan beberapa hal yang menarik tentang Andromeda Halo. Luas kawasan ini 10 kali ukuran galaksi itu sendiri, dan dihuni oleh raksasa arus bintang. Yang paling menonjol disebut “Raksasa Stream”,  melengkung serta memiliki kerang dan gumpalan. 

Dengan menggunakan data ini, Perancis dan China berkolaborasi, kemudian dibuat numerik model Andromeda secara rinci dengan memanfaatkan Komputer canggih dan algoritma. Dengan  numerik model, tim peneliti dapat melakukan pengamatan secara lebih rinci, bahkan belum lama ini tim telah mengetahui bahwa telah terjadi tabrakan antar bintang di Galaxy Andromeda. 

Para tim peneliti menyimpulkan, bahwa antara 7 sampai 10 miliar tahun  yang lalu, Andromeda terdiri dari dari 2 galaksi, kemudian secara perlahan-lahan mencapai titik dan menghadapi orbit. Setelah mengoptimalkan lintasan kedua galaksi, maka telah ditentukan bahwa mereka akan bertabrakan, sekitar 1,8 sampai 3 miliar tahun yang lalu. 

Tabrakan inilah yang melahirkan Galaxy Andromeda seperti yang kita tahu sekarang ini. Galaksi yang lebih muda dari bumi dan Galaxy Bima Sakti (sistem tata surya kita) yang dibentuk hampir 4,6 miliar tahun yang lalu.

Tim peneiti telah menghitung massa distribusi dari kedua orang tua galaksi yang digabungkan untuk membentuk Galaxy Andromeda, serta menunjukan bahwa glakasi ini lebih besar dan galaksi lain ukurannya 4 kali lebih kecil. Namun yang paling penting , tim dapat mereproduksi secara rinci semua struktur  tentang Galaxy Andromeda, termasuk tonjolan, ukuran, dan kehadiran bintang muda.


Menurut para ahli dan tim peneliti, kehadiran bintang-bintang muda berasal dari periode intens saat pembentukan bintang yang terjadi setelah tabrakan. Selain itu, struktur seperti “Raksasa Stream” dan kerang dari Andromeda Halo berasal dari induk galaksi yang kecil.  Sedangkan diffuse gumpalan dan Warped sifat dari Andromeda Halo yang berasal dari induk galaksi yang lebih besar.

Studi yang dilakukan tim peneliti juga menjelaskan, mengapa fitur yang dikaitkan dengan galaksi yang lebih kecil memiliki elemen berat yang lebih ringan dibandingkan dengan yang lainnya. Hal itu dikarenakan strukturnya yang kurang besar, sehingga elemen berat dan bintang yang terbentuk hanya sedikit.

Menurut pendapat para ahli, penelitian ini sangat signifikan ketika datang teori pembentukan Galactic dan Evolusi. Terutama karena ini yang pertama kalinya simulasi numerik dengan kombinasi komputer canggih dan algoritma telah berhasil mereproduksi galaksi sedemikian detail. Bahkan tidak menutup kemungkinan, suatu saat nanti penggabungan antara Galaxy Andromeda dan Galaxy Bima Sakti akan terjadi. Jika hal ini terwujud, maka akan terbentuk sebuah supergalaxy di alam semesta raya ini.

Tidak ada komentar