Breaking News

Derinkuyu, Kota Bawah Tanah di Turki


Derinkuyu merupakan sebuah kota metropolis bawah tanah terbesar di dunia yang berada di kawasan Cappadocia, Turki. Menurut Departemen Kebudayaan Turki, Derinkuyu dibangun oleh bangsa Phyrgia sekitar abad 8-7 SM, dan diperluas pada masa kekaisaran Bizantium, sekitar tahun 780 Masehi. Kota ini ditemukan pada tahun 1963 dengan luas mencapai  445 km persegi, serta memiliki 600 pintu dan berada di kedalaman tanah hingga 18 lantai di bawah tanah.

Kota Derinkuyu telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk penghuninya (warga masyarakat), antara lain, dapur, wc, kandang kuda dan hewan ternak lainnya, gudang makanan, pemakaman, tempat ritual keagamaan, sumur, hingga ruangan seperti sekolahan semunya ada di kota bawah tanah ini.

Bahkan di kota bawah tanah tersebut telah ditemukan berbagai artefak dan peninggalan sejarah lainnya, seperti tembikar, piring-piring keramik, cangkir tempat minum, atribut ritual keagamaan, dan beberapa perlengkapan keseharian orang-orang yang dahulu tinggal di Derinkuyu.


Sebuah catatan dari manuskrip kuno dan tulisan tertua Xenophon (sekitar 431-355 SM) menjelaskan tentang kota-kota bawah tanah yang kemungkinan adalah Derinkuyu. Saat itu, beberapa orang yang tinggal di Anatolia telah menggali bagian bawah tanah di rumah-rumah mereka dan hidup dibawah tanah dengan akomodasi  yang cukup untuk keluarga, hewan ternak, serta menyediakan cadangan pangan, seperti gudang bawah tanah.


Sumber lain menjelaskan, bahwa Derinkuyu kemungkinan berasal dari peninggalan bangsa HET yang bermukim di Turki pada 1200-1900 SM. Kota bawah tanah ini didirikan sebelum runtuhnya kekaisaran HET, pada 1400 SM. Hal ini berdasarkan beberapa temuan yang diduga merupakan peninggalan bangsa HET, seperti segel cap bergaya HET dan sebuah patung singa yang ditemukan di sekitar di wilayah tersebut.

Menurut catatan dari manuskrip kuno, bangsa HET adalah bangsa yang cukup maju serta memiliki peradaban dan kebudayaan yang cukup tinggi. Namun kebesaran bangsa HET harus berakhir dikarenakan sebuah malapetaka, ketika itu suku Thrace menyerang dan meghancurkan kekaisaran HET pada 1200 SM. Saat peristiwa tersebut terjadi, rakyatnya bersembunyi di bawah tanah, tepatnya di bagian bawah tanah rumah-rumah mereka, yang digali dengan tangan mereka sendiri.


Sebuah sumber dari penganut Agama Nasrani juga memilki cerita tentang Derinkuyu. Menurut mereka, ”sebelum Agama Islam masuk bersamaan dengan invasi kerajaan Ottoman, Turki dikuasai oleh kekaisaran Bizantium yang beragama Islam. Ketika orang-orang Ottoman datang, warga Byzantium yang Bergama Nasrani pergi menjauh dan membangun kota Derinkuyu di bawah tanah supaya  mereka bisa bersembunyi dari serangan orang-orang Ottoman.” 

Omer Demir, seorang arkeolog asal Turki mengatakan, “Ia percaya bahwa bagian tertua dari kota ini berasal dari masa Paleolitikum (periode manusia gua), sekitar 8.500 SM. Sebab, terdapat bekas-bekas pahatan dengan alat-alat dari batu pada bagian dinding yang lebih tua, bukan dipahat dengan alat logam. Selain itu, terdapat ruang-ruang beratap yang lebih tinggi dan memahat langit-langit yang lebih tinggi. ini jelas dibuat oleh dua jenis manusia, dan mereka yang memahat bagian tertua jauh lebih tinggi dari yang lainnya.”


Sebuah legenda Yima dari Persia menceritakan, “seorang pengembara bernama Yima yang diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun sebuah “VAR” yaitu sebuah kota bawah tanah atau benteng. Tujuannya untuk melindungi manusia dan binatang dari kondisi beku disebabkan oleh setanyan  jahat. Sekitar 2000 orang secara terpaksa harus diungsikan dan dibawa ke kota bawah tanah tersebut untuk mendapatkan perlindungan.”

Erich Von Daniken, sorang penulis buku dan novel bahkan membuat imajinasi ekstrim tentang situs kota bawah tanah tersebut. Ia menceritakan, ”bahwa kota bawah tanah tersebut dibuat secara gotong royong oleh penduduk setempat dikarenakan mereka ketakutan dan di ancam oleh beberapa mahluk asing (Alien) yang datang dari langit (luar angkasa). Mahluk asing tersebut telah mendarat di sekitar kawasan tersebut dan memerintahkan penduduk setempat agar patuh pada peraturan mereka. Ketika mahluk asing itu hendak meninggalkan bumi, mereka mengancam akan menghukum penduduk jika melanggar perintahnya. Karena ketakutan, akhirnya masyarakat bergotong royong membangun tempat persembunyian di bawah tanah dan menetap serta bertahan hidup di kota bawah tanah tersebut.”


Berdasarkan dari keterangan dan beberapa bukti yang telah ditemukan, kemungkinan gua atau kota bawah tanah Derinkuyu digunakan untuk berlindung dari segala macam bencana alam dan serangan dari suku lain, tepatnya pada masa lampau dan “zaman es kecil” yang terjadi sekitar pertengahan milenium ke-9 SM, selama kurang lebih 500 tahun.

Tidak ada komentar