Breaking News

Kota Kuno di Dasar Laut Jawa


Seorang arkeolog dan penulis asal Brazil menduga, bahwa kota Atlantis yang hilang kemungkinan berada di Indonesia, letaknya di dasar laut dan tenggelam selama ribuan tahun di dasar Laut Jawa.

Hans Berekoven, seorang arkeolog dan penulis asal Brazil menjelaskan, “bahwa  di dasar laut Indonesia, tepatnya di dasar Laut Jawa, kemungkinan terdapat beberapa kota kuno yang telah tenggelam selama ribuan tahun yang lalu.”

Beberapa hasil studi dari penelitian yang dilakukan di Indonesia tidak menemukan sesuatu yang spesial, namun memiliki kemungkinan tentang adanya Kota Kuno di dasar Laut Indonesia. 

Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 90-an, dengan mengarungi lautan Indonesia disekitar Laut Jawa. Awalnya penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan sruktur dasar laut Indonesia. Namun setelah melakukan penyelaman di sekitar Laut  Jawa, para peneliti terkejut saat melihat dasar laut Indonesia yang cukup dangkal, hanya sekitar kurang lebih 60-70 meter.


Berdasarkan fakta yang di dapat, Laut Jawa  merupakan bagian dari Paparan Sunda yang terendam air laut di era akhir zaman es. Pada masa lampau, kemungkinan Paparan Sunda merupakan penghubung antara Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan wilayah-wilayah lainnya di Asia Tenggara.

Menurut para ahli, di masa lalu kawasan Asia Tenggara sangat subur dan beriklim hangat, berbeda dengan wilayah di belahan dunia lainnya yang mengalami musim dingin.

Faktor inilah yang mendorong dan menyebabkan beberapa populasi nomaden dari China, India, dan beberapa kawasan lain di Asia bermigrasi ke wilayah ini, serta menjadikannya sebagai pusat-pusat peradaban dunia pada masa itu.

Dikarenakan beriklim hangat dan kondisi tanah yang cukup kondusif serta subur, banyak orang-orang dari wilayah lain yang kebanyakan dari Asia kemudian menjadi masyarakat dan menetap serta bertahan hidup dengan bercocok tanam.

Menurut Hans Berekoven, “anggapan bahwa pertanian pertama kali berkembang di Mesopotamia adalah keliru”. Menurutnya, pertanian dan peternakan pertama kali berkembang di Indonesia kuno, tepatnya pada zaman es yang telah berlangsung selama kurang lebih 60 ribu tahun yang lalu.

Hans juga menambahkan, “bahwa penyebab berakhirnya zaman es dikarenakan adanya meteor serta asteroid yang jatuh ke bumi hingga mengakibatkan gletser dan es dikedua kutub bumi mencair. Saat itu, ada sekitar ratusan bahkan ribuan meteor dan asteroid yang jatuh ke bumi, tepatnya di wilayah Amerika Utara.” 

Meteor dan asteroid yang menghantam wilayah Amerika Utara telah menyebabkan pemanasan global secara besar-besaran, mencairkan gletser dan es di kutub utara hingga menambah volume permukaan air laut beberapa meter. Bahkan peristiwa tersebut disusul dengan erupsi gunung berapi, gempa bumi, tsunami dan banjir bandang di beberapa daerah di belahan dunia, termasuk di Asia dan menenggelamkan sebagian besar wilayah Paparan Sunda. 


Dengan tenggelamnya paparan sunda, maka secara otomatis semua kemajuan teknologi dan peradaban di masa lampau yang berada di wilayah tersebut juga ikut menghilang dan tersapu bersih. Meskipun demikian, beberapa peninggalan atau sisa-sisa peradaban tersebut masih bisa ditemukan dan dilihat di dasar lautan, salah satunya kemungkinan berada di Laut Jawa.

Menurut para ahli, sampai saat ini tim peneliti belum bisa menentukan seberapa maju peradaban di masa lampau yang menghuni Paparan Sunda. Namun beberapa data seismik yang diterima tentang Laut Jawa dan Paparan Sunda sudah memperlihatkan tanda-tanda awal, serta menunjukan adanya peradaban kuno di masa lampau yang berada di dasar laut, tepatnya di sekitar Laut Jawa.

Walaupun tanda-tanda tersebut sudah terlihat, namun para ahli dan tim peneliti masih kesulitan karena kedalaman laut yang diteliti mencapai 1000 meter, berbeda dengan kedalaman laut di sekitar pesisir Laut Jawa yang hanya mencapai 60-70 meter.


Bahkan beberapa artefak yang ditemukan telah berusia 19 ribu tahun. Para ahli menduga, bahwa artefak-artefak tersebut berasal dari zaman es dan lebih tua dari artefak yang ditemukan di Jepang, yaitu tembikar yang berusia 12 ribu tahun.

Berdasarkan penemuan tersebut, para ahli meyakini bahwa Indonesia kuno merupakan salah satu dari sekian banyak negeri yang memiliki peradaban dan teknologi yang cukup maju di masa lampau. Tepatnya pada zaman es, ribuan tahun silam sebelum akhirnya tenggelam di dasar laut beserta peradabannya dan mungkin juga bersama penduduknya. 

Jika hal ini adalah suatu kebenaran, maka Mesopotamia bukanlah peradaban tertua di dunia. Kemungkinan masih ada beberapa kota kuno lainnya dengan segala peradabannya yang tenggelam di dasar laut, tepatnya di sekitar wilayah Asia yang sezaman dengan zaman es, dan Indonesia memiliki bagian terbesar dari peradaban kuno zaman es tersebut.

Tidak ada komentar