Breaking News

3 Kuil Zaman Perunggu Berusia 3300 Tahun Ditemukan di Armenia


Tiga Kuil yang berasal dari zaman perunggu telah ditemukan oleh para arkeolog di sebuah bukit di Gegharot, tepatnya di kota Aragatsotn, Armenia. 

Menurut para peneliti, kemungkinan kuil-kuil ini digunakan sebagai tempat praktek peramal dimasa lalu. Kuil kuno yang telah berusia 3300 tahun ini terdiri dari satu kamar, didalamnya terdapat sebuah patung sedang memegang mangkuk dari tanah liat yang di isi dengan abu dan artefak keramik. Bahkan beberapa tembikar dan artefak lainnya juga ditemukan di sekitar kuil. 

Para peneliti menduga, bahwa kuil-kuil ini merupakan sebuah tempat praktek yang dijadikan sebagai bagian dari ritual kuno, ritual sihir atau prosesi adat istiadat oleh penguasa lokal untuk meramal masa depan dengan cara meminum anggur dan membakar sesuatu zat, seperti dupa atau kemenyan. 

Profesor Adam Smith dari Cornel University, mengatakan, “bukti ini berasal dari penelitian pada mangkuk yang berisi serbuk sari. Kami mengambil tembikar dan membersihkannya dengan air yang telah disuling. Dari sini kami menemukan zat anggur dan sesuatu yang mirip dengan Ephedra yang stimulant.”

Menurut para ahli, sebagai bagian dari ritual kuno, ritual sihir atau prosesi adat istiadat, penguasa lokal akan mencapai keadaan berubah pikiran, halusinasi, serta tak sadarkan diri atau di bawah alam sadar dengan meminum anggur dan membakar suatu zat (dupa, kemenyan).

Berdasarkan catatan sejarah, zaman perunggu di wilayah Kaukasus telah dibagi menjadi 2 bagian, zaman perunggu tengah sekitar 2.500 – 1500 SM, dan zaman perunggu akhir dari 1500 – 900 SM.

Para arkeolog dari Cornel University percaya, bahwa artefak suci termasuk tempat pemujaan yang terbuat dari tanah liat, tulang hewan, sejumlah segel dan sesuatu yang digunakan untuk membakar zat (dupa, kemenyan) merupakan salah satu bagian dari aturan lokal. 

Hal lainnya yang kemungkinan masih berkaitan dengan ritual kuno, ritual sihir atau prosesi adat istiadat adalah dijadikannya tulang sapi dan domba menjadi semacam dadu untuk meramal masa depan. Tulang-tulang tersebut telah ditandai dengan adanya bekas pembakaran dan sejumlah ukiran yang berukuran kecil. 

“Dalam satu kuil peneliti telah menemukan 18 kerikil batu-batu halus dengan bentuk yang bulat dan berwarna abu-abu, hitam, putih, hijau dan merah,”  kata Profesor Adam Smith.

Professor Adam Smith menduga, bahwa batu-batu tersebut dijadikan sebagai salah satu bagian dari ritual kuno, sebuah ritual yang sama dengan menggunakan tulang hewan. 

Di kuil lain juga ditemukan sebuah alat yang digunakan untuk menggiling tepung atau mungkin untuk meramal masa depan dalam sebuah ritual kuno yang disebut Aleuromancy.

Aleuromancy  adalah praktek ritual kuno, ritual sihir atau prosesi adat istiadat dimana ramalan akan dipanggang dan akan diberikan kepada mereka yang nasib masa depannya ingin diketahui.

“Kami sekarang sedang berusaha mempelajari dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang orang-orang kuno,” ungkap Profesor Adam Smith.


Meskipun banyak sisa-sisa reruntuhan dan peninggalan yang berhasil ditemukan, tapi di tiga kuil tersebut tidak ditemukan catatan tertulis (manuskrip kuno), hal itu dikarenakan pada zaman perunggu belum mengenal bentuk tulisan. 

Sebuah kisah klasik menceritakan, bahwa  kuil yang digunakan pada zaman perunggu tersebut dihancurkan oleh sebuah peperangan. Kemungkinan kelompok yang menguasai  Gegharot telah menghancurkan jejaknya, atau  mungkin kuil-kuil tersebut telah diserang oleh negeri tetangga.

Tidak ada komentar